تعدّ اللغة العربيّة أقدم اللغات الحيّة على وجه الأرض، لانجد شكّا في أنّ العربيّة التي نستخدمها اليوم أمضت ما يزيد على ألف وستمائة سنة، وقد تكفّل الله - سبحانه وتعالى - بحفظ هذه اللغة حتى يرث الله الأرض ومن عليها، قال تعالى إنّا نزّلنا الذّكر وإنّا له لحافظون
ومنذ عصور الإسلام الأولى انتشرت العربيّة في معظم أرجاء المعمورة وبلغت ما بلغه الإسلام وارتبطت بحياة المسلمين فأصبحت لغة العلم والأذب والسياسة والحضارة فضلا عن كونها لغة الدين والعبادة
لقد استطاعت اللغة العربيّة أن تستوعب الحضارات المختلفة، العربيّة، والفارسيّة، واليةنانيّة، والهنديّة، المعاصرة لها في ذلك الوقت ففي ظلّ القرآن الكريم أصبحت اللغة العربيّة لغة عالميّة، ولغة الأم لبلاد كثيرة
إن أهميّة اللغة العربيّة تنبع من نواح عدّة أهمّها : ارتباطها الوثيق بالدّين الإسلامي والقرآن الكريم، فقد اصطفى الله هذه اللغة من بين لغات العالم لتكون لغة كتابه العظيم ولتنزل بها الرّسالة الخاتمة إنّا أنزلناه قرآنا عربيّا لعلكم تعقلون، ومن هذا المنطلق ندرك عميق الصّلة بين العربيّة والإسلام، فلذلك يرى بعض العلماء أن تعلّم العربيّة وتعليم العربيّة فرض على الكفاية
وإن اللغة العربيّة من الدّين، ومعرفتها فرض واجب، فإن فهم الكتاب والسنّة فرض، ولايفهم إلاّ باللغة العربيّة، ومالايتمّ الواجب إلاّ به، فهو واجب وتتجلى أهميّة العربيّة في أنها المفتاح إلى الثقافة الإسلاميّة والعربيّة، ذلك أنها تتيح لمتعلّمها الإطّلاع على كمّ حضاريّ وفكريّ لأمّة تربّعت على عرث الدنيا عدّة قرون، وخلّفت إرثا حضاريّا ضخما في مختلف الفنون وشتّى العلوم. وتنبغ أهميّة العربيّة في أنّها من أقوى الرّوابط والصّلات بين المسلمين ذلك أن اللغة من أهمّ المقوّمات الوحدة بين المجتمعات
Mempelajari Bahasa Arab
Kita mengetahui bahwa bahasa arab adalah
salah satu bahasa yang ada di dunia ini yang berkembang dikalangan umat islam sehingga
ada persepsi yang mengatakan bahwa bahasa arab adalah bahasanya umat muslim karena
bahasa yang dipakai dalam al-Qur'an dan Hadits nabi adalah bahasa arab.
Bahasa arab mulai berkembang di
Indonesia sejalan dengan masuknya agama islam di nusantara, sehingga bahasa
Arab ini tidak lepas dari dari ilmu-ilmu keagamaan yang dibawa oleh para ulama'-ulama'
terdahulu di Indonesia. Dari sinilah mulai berkembangnya bahasa arab yang dimulai dari kitab-kitab yang diajarkan
di kalangan santri di pondok pesantren.
Mengingat pentingnya mempelajari bahasa
Arab ini untuk dapat menguasai ilmu-ilmu keagamaan seperti Fiqih, Qura'an Hadits,
Aqidah Ahlaq, Tafsir, maka Bahasa Arab mulai dipelajari ditingkat sekolah-sekolah
formal, oleh sebab itu materi pelajaran Bahasa Arab ini membutuhkan metode-metode
khusus dalam mengajarkannya.
Dalam fakta yang terjadi sekarang,
banyak orang yang memilih untuk mempelajari bahasa Inggris, Mandarin, Jepang daripada
mempelajari Bahasa Arab karena dengan memepelajari ketiga bahasa itu dapat menguntungkan
dalam menghasilkan uang sehingga semangat mereka sangatlah kuat untuk bisa menguasainya,
hal ini berbeda dengan ketika mereka disuruh mempelajari Bahasa Arab,persepsi mereka
dalam memepelajari bahasa ini hanyalah sebatas untuk dapat membaca al-Qur'an
saja setelah itu mereka enggan untuk melanjutkan mempelajarinya oleh karena itu
mereka mempunyai persepsi ketika mempelajari Bahasa Arab itu tidak menguntungkan.
Inilah pangkal permasalahannya, padahal mereka setiap harinya selalu menggunakan
Bahasa Arab ketika melaksanakans holat, adzan, iqomah, dan juga ketika mereka membaca
al-Qur'an.
Melihat dari permasalahan di atas, maka
salah satu solusi yang harus lakukan dari seorang guru pada sekolah-sekolah dasar
,MI, untuk menanamkan motivasi bagi anak didiknya supaya terus mempelajari bahasa
Arab dan menanamkan pada diri anak didik bahwa tujuan dari mempelajari Bahasa
Arab bukanlah untuk mencari keuntungan materi saja, lebih dari itu dengan mempelajari
Bahasa Arab ini kita bisa memahami al-Qur'an dan Hadits yang merupakan pegangan
umat muslim.
Adapun salah satu cara yang dapat digunakan
oleh guru dalam memotivasi siswanya yaitu dalam proses pembelajaran hendaknya seorang
guru menggunakan media-media pembelajaran untuk membantu pemahan siswa terhadap
materi ajar bahasa arab. Sehingga dapat mempermudah penguasaan siswa terhadap keterampilan
mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Sehingga tujuan-tujuan dari pembelajaran
bahasa arab itu dapat tecapai sesuai apa yang telah ditetapkan.
PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB
DI
SD BANI HASYIM MALANG
A.
PENDAHULUAN
Sebagai alat komunikasi, bahasa akan dapat menyampaikan pikiran dan
perasaan. Penyampaian pikiran dan perasaan itu dapat dinyatakan denganm
tanda-tanda berupa bunyi atau tulisan. Penyampaian pikiran dan perasan itu
dapat dinyatakan dengan tanda-tanda berupa bunyi atau tulisan. Bentuk komunikasi
yang menggunakan ujaran dianggap sebagi komunikasi yang mampu memahami dan
memberikan tanggapan terhadap apa yang diucapkan orang lain. Tanggapan atau
respon yang diberikan itu dapat berupa berita, pernyataan. perintah, jawaban,
persetujuan atau penolakan[1].
Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai
dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Baik untuk mengungkapkan
pikiran-pikirannya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Berbicara dalam bahasa
asing merupakan keterampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan
pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan orang lain[2].
Mata
pelajaran Bahasa Arab yang merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan
memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis[3].
Kemampuan produktif inilah yang menjadi salah satu tujuan dari adanya
keterampilan berbicara yang ada pada mata pelajaran bahasa arab, ada sebagaian
siswa SD Bani Hasyim yang tidak dapat menggunakan bahasa arab dalam
berkomunikasi baik itu secara lisan ataupun tulisan.
Untuk itu, bahasa Arab di Madrasah atau tingkat dasar
dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat
keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar
(elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara
sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate),
keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Sedangkan pada tingkat
pendidikan lanjut (advanced) dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan
menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi
berbahasa Arab[4].
Dari penjelasan di atas maka peneliti
ingin mengetahui lebih mendalam tentang permasalahan-permasalahan yang
menyebabkan kurang aktifnya penggunaan bahasa arab dalam komunikasi untuk
sebagian siswa kelas 4 SD Bani Hasyim, oleh karena itu maka peneliti mengadakan
penelitian ini dengan judul “Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Di SD Bani Hasyim Malang”
B.
KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB DI SD BANI HASYIM
1. PERENCANAAN
a). Silabus
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya
pemebelajaran bahasa arab para pendidik di SD Bani Hasim ini menggunkan silabus
yang telah di buatnya, adapun silabus yang ada, itu berbeda dengan model yang
ada di DIKNAS Maupun di DEPAG.
Dari pengamatan peneliti terhadap silabus pembelajaran bahasa arab
khususnya pada keterampilan berbicara ditemukan bahwa setiap kompetensi dasar
dari materi yang ada itu terdapat kegiatan yang dapat membantu keterampilan
siswa dalam berbicara, seperti[5] ;
v Pada Silabus
yang pertama, kompetensi yang pertama adalah menyimak, membaca dan melakukan
percakapan singkat tentang aktivitas di sekolah dengan pola kalimat mubtada’
khobar.
v Pada silabus
yang kedua, menyimak dan mebaca teks tentang sepak bola dengan intonasi yang
baik dan benar dan melakukan tanya jawab tentang sepak bola.
v Pada silabus
yang ketiga, membaca nyaring dan melakukan percakapan tentang laboraturium
komputer.
v Pada silabus
yang keempat, menyimak dan membaca materi qiro’ah tentang profesi. Dan
melakukan percakapan sederhana tentang profesi.
v Pada silabus
yang kelima, mengenal, menyebutkan menghafal, kosa kata tentang teknologi dalam
bahasa arab dan melakukan percakapan sederhana tentang teknologi.
Dari pemaparan di atas pada silabus
bahasa arab SD Bani Hasyim ditemukan tidak adanya
pemaparan standar kompetensi dari
pelajaran bahasa arab, sehingga hal ini mengakibatkan sebuah gambaran bahwa
semua keterampilan bahasa arab itu terkumpul pada sebuah kompetensi dasar yang
pada akhirnya silabus yang seperti ini menjadikan kebingungan bagi orang lain.
Kalau kita melihat pada SK KD Bahasa Arab untuk tingkat dasar, kita
akan menemukan adanya pengelompokan empat keterampilan bahasa pada standar
kompetensi baik itu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari setiap
standar kompetensi ini kemudian dijabarkan kembali pada kompetensi dasar.
Adapun untuk SK keterampilan berbicara yaitu: (2) Mengungkapkan
informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan,
alat-alat sekolah dan profesi dan dijabarkan menjadi sebuah KD yaitu: (2.1)
Melakukan dialog sederhana tentang المهنة، الأدوات
المدرسية، المهنة (2.2) Menyampaikan informasi secara lisan
dalam kalimat sederhana tentang المهنة، الأدوات المدرسية، المهنة.[6]
Selain itu, pada silabus bahasa
arab SD Bani Hasyim juga tidak memaparkan
bagaimana pengalaman belajar siswa yang akan dilakukan. Pemaparan belajar siswa
ini sangatlah penting karena dengan ini dapat menunjukkan aktivitas belajar
yang perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai penguasaan standar kompetensi,
kemampuan dasar dan materi pembelajaran. Pengalaman belajar adalah kegiatan
fisik maupun mental yang perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai kompetensi
dasar dan matari pelajaran. Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat
dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang dipelajari.[7]
Berdasarkan keterangan di atas pengalaman belajar untuk kompetensi
keterampilan berbicara haruslah disesuaikan dengan materi atau tema yang akan
diajarkan sehingga hal ini dapat membantu dalam penguasaan keterampilan
berbicara siswa.
b)
Program Siap Ajar (PSA)
Pada perangkat pembelajaran setelah silabus, SD Bani Hasyim,
memerinci lagi perangkat pembelajaran dalam setiap pertemuannya ke dalam bentuk
PSA. Adapun PSA ini pada kurikulum Diknas digambarkan sebagai sebuah RPP dalam
kegiatan pembelajan.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada PSA kelas 4 SD Bani Hasyim
ditemukan bahwa tidak adanya pemaran dari tujuan pengalaman pembelajaran akan
dilaksanakan. Hal ini sangatlah penting karena dengan tujuan pembelajaran
seorang guru dapat menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang ada[8].
Selain
itu dalam PSA ini juga tidak dicantumkannya SK KD, materi, sumber belajar dan
juga indikator karena ini semua merupakan komponen-komponen yang penting dalam
sebuah PSA/rencana pembelajaran seperti
yang ada pada landasan dari rencana
pebelajaran, yaitu:
1.
PP No.19/2005
tentang SNP pasal 20[9]
:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
2.
Permendiknas
No.41/2007 tentang Standar Proses[10]:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Adapun materi keterampilan berbicara yang saya amati pada PSA ini
bertemakan tentang hiwar yang terjadi di lab komputer, dan tema ini terbagi menjadi
dua kali pertemuan, pertemuan pertama difokuskan untuk melatih kemampuan siswa
dalam mengucapkan mufrodat-mufrodat yang ada di dalam lab komputer, sedangkan
pada pertemuan yang kedua kegiatan inti difokuskan untuk mendemonstrasikan percakapan tentang
lab komputer dengan berpasang-pasangan.
Berdasarkan pengamatan peneliti diantara kedua pertemuan itu metode
yang digunakan dalam kegiatan inti tidak berubah, seharusnya suatu metode itu
haruslah disesuaikan dengan karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih
dari suatu materi ajar.
Suatu langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh
rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih,
menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya[11].
Untuk menunjang materi keterampilan berbicara yang dipelajari oleh
siswa maka seyogyanya seorang guru harus mencantumkan sumber/bahan dan alat
pembelajaran pada PSA, dengan ini akan membantu kemudahan seorang pendidik
untuk melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara.
Dari semua komponen-komponen yang telah disinggung di atas hendaklah dicantumkan
dalam PSA supaya kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas dapat berjalan
secara optimal, selain itu dengan disusunya PSA yang baiak, akan memudahkan
guru lain yang akan menggantikan kita pada kegiatan pemebelajaran apabila kita
berhalangan hadir. Oleh karena itu dalam penyusunan PSA atau RPP harus jelas dan semua orang yang
membacanya akan mengerti dengan mudah.
2.
PELAKSANAAN
Berdasarkan dari penjelasan di atas bahwa peneliti mengambil salah satu
PSA untuk materi keterampilan berbicara yang mengemukakan tema tentang
berdialog di dalam lab komputer, pada pelaksanaannya tema ini di bagi menjadi
dua pertemuan, pertemuan pertama di fokuskan untuk penguasaan terhadap
kosakata-kosakata yang terdapat pada lab komputer kemudian untuk peretemuan
yang kedua di fokuskan untuk berlatih mendemonstrasikan percakapan tentang lab
komputer serta berdiskusi.
a)
Pertemuan Pertama
1)
Prosedur Pembelajaran[12]
o Guru mengajak siswa ke laboraturium komputer
o Guru menunjuk benda-benda yang ada di laboraturium
komputer
o Guru menyebutkan bahasa arab benda-benda yang ada
di laboraturium komputer.
o Guru menyuruh siswa untuk menyebutkan benda-benda
yang ada di laboraturium komputer dalam bahasa arab.
o Guru menyuruh siswa membuka komputer tahap demi
tahap dengan menggunakan instruksi bahasa arab.
o Guru mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa
yang sedang bermain komputer secara acak atau kelompok.
o Siswa merespon pertanyaan yang diajukan guru.
o Guru melakukan penilaian terhadap siswa.
Berdasarkan penjelasan prosedur pembelajaran di atas dapat diketahui selain
mengenalkan kosakata guru juga memerintahkan kepada siswanya untuk mulai
mengoperasikan komputer dengan instruksi berbahasa arab, dari hal ini menurut peneliti terlalu berlebihan karena jika kita
melihat pada contoh yang ada pada silabus di sana materi percakapannya tidak
memasukkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tahap-tahap pengoperasian
komputer, adapun percakapan yanga ada hanya seputar tentang kosakata yang ada
di dalam labaoraturium komputer.
Dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa keterampilan berbicara
siswa tentang lab komputer, dilaksanakan di ruangan lab, dengan ini siswa dapat
langsung mengetahui benda-benda yang ada di dalam lab komputer.
Pada pertemuan pertama ini guru tidak mengajarkan pada aspek-aspek
kebahasaan saja tetapi selain itu guru juga mengajarkan aspek-aspek lain,
seperti mengajarkan tentang penggunaan kalimat ajakan, seperti[13]:
ü Mari kita ke perpus!
ü Mari kita ke kantin!
ü Mari kita ke kelas!
ü Mari kita ke laboraturium komputer!
2).
Metode
Pada pertemuan pertama ini guru menfokuskan pada pengenalan
kosakata-kosakata yang terdapat di dalam lab kompuater, seperti apa yang
tercantum di dalam PSA yang ada. Adapun metode yang digunakan adalah percakapan
dan diskusi, tetapi pada hakekatnya metode yang digunakan dalam keterampilan
berbicara di atas adalah metode langsung (Direct Method). Adapun
ciri-ciri metode langsung[14]:
o Tujuan dasar yang diharapkan oleh metode ini
adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan bahasa arab bukan
dengan bahasa ibu.
o Hendaknya pembelajaran bahasa arab dengan
menggunakan bahasa arab tidak menggunakan lain sebagai medianya.
o Percakapan antar individu merupakan bentuk pertama
dan yang umum untuk digunakan dalam masyarakat, sehingga pada awal pembelajaran
bahasa arab hendaknya percakapan mereka menggunakan kosakata dan susunan
kalimat sesuai dengan maksud dan tujuan belajar siswa.
o Di awal pembelajaran siswa dikondisikan untuk
mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan mempunyai makna yang jelas, sehingga
siswa mampu dan mudah memahaminya.
o Nahwu adalah sebagai alat untuk mengatur ungkapan
bahasa. Sehingga pelajaran nahwu tidak diberikan secara khusus tetapi diajarkan
disela-sela penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul
dalam percakapan.
o Teks arab tidak disajikan kepada siswa sebelum
mereka mengenal suara, kosakata serta susunan yang ada di dalamnya. Dan juga siswa tidak
menulis teks arab sebelum mereka bisa membaca dengan baik serta memahaminya.
o Penerjemahan dari dan ke bahasa arab adalah
sesuatu yang harus dihindari dalam metode ini, sehingga tidak dibenarkan
menerjemahkan bahasa arab dengan bahasa apapun.
o Penjelasan kata-kata dan kalimat yang sulit cukup
dengan menggunakan bahasa arab dengan berbagai model, seperti syarhul
al-makna, muradif (sinonim) atau memakai mudladad (antonim)
atau dengan syiaq yang lain.
o Guru lebih banyak menggunakan waktunya untuk tanya
jawab dengan siswa.
o Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan untuk
latihan bahasa, seperti imla’, mengulang cerita atau mengarang bebas.
o Perhatian metode ini lebih banyak pada
pengembangan kemampuan siswa untuk
berbicara dibandingkan pada aspek yang lain.
3).
Evaluasi
Adapun evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
berbicara oleh guru adalah dengan teks hiwar, demonstrasi percakapan kemudian
untuk caranya adalah dengan mengamati kemampuan siswa dalam berbicara, daya
konsentrasi siwa, dan keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan secara lisan[15].
Selain itu berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di SD Bani
Hasyim, penilaian atau evaluasi dilaksanakan juga di luar kelas, tidak hanya di
dalam kelas, kalau di luar kelas guru langsung mendatangi siswanya kemudian
guru langsung bertanya tentang sesuatu yang tengah dilakukan siswa ketika
bermain, di kantin, di perpustakaan, di masjid dan lain-lain[16].
Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan berbicara, sebagaimana
disarankan oleh para ahli, adalah sebagai berikut[17]:
o Aspek kebahasaan
§ Pengucapan (makhraj)
§ Penempatan tekanan (mad, syiddah)
§ Nada dan irama
§ Pilihan kata
§ Pilihan ungkapan
§ Susunan kalimat
§ Variasi
o Aspek Non-kebahasaan
§ Kelancaran
§ Penguasaan topik
§ Keterampilan
§ Penalaran
§ Keberanian
§ Kelincahan
§ Ketertiban
§ Kerajinan
§ Kerjasama
Semua aspek ini haruslah diperhatikan oleh semua guru dalam mengevalusi
keterampilan murid dalam berbicara sehingga seorang guru dapat mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan
kenaikan kelas[18].
b)
Pertemuan Kedua
1)
Prosedur Pembelajaran[19]
o Guru meminta siswa menyebutkan benda-benda yang
ada di laboraturium komputer.
o Guru meminta siswa membaca teks hiwar.
o Guru membagai siswa secara berpasangan
o Guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan dengan
pasangan tentang laboraturium komputer.
o Guru menyuruh siswa mempresentasikan percakapan di
depan kelas/di laboraturium komputer.
o Guru melakukan penelitian terhadap respon siswa.
Pertemuan kedua ini berbeda dengan pertemuan yang pertama, kalau pada
pertemuan kedua ini guru mengfokuskan materinya pada latihan demonstrasi dialog
dan diskusi tentang lab komputer, siswa disuruh mebuat beberapa kelompok untuk
memperagakan percakapan seputar percakapan yang ada di dalam lab komputer
menggunakan kosakata-kosakata yang telah mereka kuasai pada pertemuan yang
sebelumnya.
Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komun ikasi
dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik.
Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh (1) kemampuan
mendengarkan, (2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosakata
dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud/fikirannya.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa latihan berbicara ini merupakan
lanjutan dari latihan menyimak yang di dalam kegiatannya juga terdapat latihan
mengucapkan[20].
Diantara model-model latihan percakapan itu ialah sebagai berikut[21]:
(a)
Tanya jawab
Guru mengajukan satu pertanyaan, siswa 1 menjawab dengan satu kalimat;
kemudian siswa 1 bertanya, siswa 2 menjawab; kemudian siswa 2 bertanya, siswa 3
menjawab; demikian seterusnya sampai semua siswa mendapat gilirannya. Pada
tahap berikutnya siswa diminta memberikan jawaban dengan dua atau tiga kalimat.
(b)
Menghafal model dialog
Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan
oleh siswa di rumah masing-masing. Pada hari minggu berikutnya secara
berpasangan mereka diminta tampil di muka kelas untuk memeragakan dialog
tersebut. Untuk melatih kemahiran berbicara siswa ketika bercakap-cakap juga
dituntut un tuk bisa mendramatisasikannya, dengan memperhatika segi-segi
ekspresi, mimik, gerak-gerik, intonasi dan lain sebagainya.
(c)
Percakapan terpimpin
Di dalam percakapan terpimpin, guru menentukan sistuasi atau konteks
(munasabah)nya. Siswa diharapkan mengembangkan imajinasinya sendiri dengan
percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan munasabah yang telah
ditentukan.
(d)
Percakapan bebas
Dalam kegiatan percakapan bebas, guru hanya menetapkan topik
pembicaraan. Siswa diberi kesempatan
melakukan percakapan mengenai topik tersebut secara bebas.
Sebaiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 orang, agar siswa punya kesempatan untuk berlatih. Guru dalam
hal ini melakukan pengawasan terhadap
masing-masing kelompok, dan memperberikan perhatian khusus kepada kelompok yang
dinilai lemah atau terlihat kurang lancar dan kurang bergairah dalam melakukan
percakapan.
2)
Metode
Pada pertemuan kedua ini guru menfokuskan pada pelatihan berdialog
tentang lab kompuater, seperti apa yang tercantum di dalam PSA yang ada, metode
yang digunakan adalah reading, proses menulis, percakapan dan diskusi akan
tetapi pada hakekatnya metode yang digunakan adalah metode percakapan dengan
pendekatan komunikatif.
Metode percakapan yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa i
nggris, Arab, atau bahasa-bahasa lainnya dengan cara langsung mengajak murid-murid
bercakap-cakap / berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan.
Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan
yang baiasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari atau kalimat-kalimat
percakapan di dalam kelas, di sekitar sekolah, di rumah, di kantor, dan
sebagainya.
Adapun metode utama dan pertamanya di
dalam kegiatan belajar dan mengajar bahasa asaing itu semestinya adalah metode
percakapan (Conversational Method). Metode ini disejalankan dengan Direct
Method dan Natural Method, yang pelaksanaannya dengan menerapkan fungsi dan
prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode itu[22].
3)
Evaluasi
Untuk evaluasi yang digunakan oleh guru pada pertemuan yang kedua ini
adalah sama seperti yang ada pada pertemuan yang pertama yaitu, teks hiwar,
demonstrasi percakapan kemudian untuk caranya adalah dengan mengamati kemampuan
siswa dalam berbicara, daya konsentrasi siwa, dan keaktifan siswa dalam
merespon pertanyaan secara lisan[23].
C. PERMASALAHAN
Berdasarkan dari penjelasan tentang perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas empat SD Bani Hasyim di atas,
maka ditemukanlah beberapa permasalahan baik itu dari siswa maupun gurunya.
Adapun permasalah tersebut yaitu[24]:
1.
Dari Siswa
a).
Kurangnya motivasai dalam pembelajaran keterampilan berbicara
b). Tidak adanya keberanian dan kepercayaan untuk berbicara dengan
menggunakan bahasa arab karena takut salah.
c). Kemampuan siswa yang lemah dalam berbicara sehingga ketika materi
berjalan sebagian dari mereka ada yang bermain sendiri.
2.
Dari Guru
a)
Media yang mendukung dalam pembelajaran kemampuan berbicara kurang
b)
Kemampuan guru dalam memahami suatu
perencanaan pembelajaran kurang
D. SOLUSI
Berdasarkan dari teori yang ada, ada beberapa solusi yang bisa diajukan
untuk mengurangi permasalahan di atas ialah:
1.
Untuk siswa
a) Pada setiap awal pembelajaran hendaklah guru selalu memberikan
motivasi kepada siswanya khususnya pada materi keterampilan berbicara.
b) Pada saat pembelajaran keterampilan berbicara hendaklah seorang guru
selalu memberikan peluang seluas-luasnya bagi siswa untuk dapat berbicara
mengungkapkan suatu informasi, dan hal ini dilakukan secara terus-menerus. Selain
itu, guru harus dapat memberikan dorongan kepada siswa agar berani berbicara
kendatipun itu salah. Kepada siswa hendaknya ditekankan bahwa takut salah
adalah kesalahan yang paling besar.
c) Guru harus memberikan perhatian khusus bagi siswa yang mempunyai
kemampuan rendah, dengan memberikan latihan-latihan kosakata, tanya jawab
secara kontinyu.
2.
Untuk Guru
a) Guru harus kreatif dalam mencari media yang dapat mendukung
pembelajaran keterampilan berbicara, karena pada hakekatnya kunci keberhasilan
suatu pembelajaran itu terletak pada guru.
b) Ketika seorang guru membuat
perencanaan pembelajaran baik itu silabus, RPP, dan lain-lain, maka ia harus
membuatnya dengan sebaik mungkin, sehingga ketika guru lain yang akan menggantikan guru
tersebut pada kegiatan pembelajaran apabila guru tersebut berhalangan hadir,
akan mudah memahaminya sehingga tujuan dari perencanaan pembelajaran yang
digunakannya akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad Effendy, Ahmad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,
Malang: Misykat, 2005
Hamid, Abdul dkk, Pembelajarana Bahasa Arab Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi dan Media,Malang: UIN Press, 2008
Izzan, Ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung:
Humaniora, 2009
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007
Standar
Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Islamiyah
Perangkat Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 4 Semester I SD Bani Hasyim
http: //awan965.wordpress.com/2008/12/20/ktsp-pengembangan-rpp
http://www.dikmenum.go.id/.
Panduan
Pengembangan RPP
[1] Ahmad Izzan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2009) hal. 73
[2] Abdul Hamid
dkk, Pembelajarana Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan
Media, (Malang: UIN Press, 2008) hlm. 42
[4] SK KD Ibid
[5] Perangkat
Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 4 Semester I SD Bani Hasyim
[7] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007) Hal. 48
[11] http: //awan965.wordpress.com/2008/12/20/ktsp-pengembangan-rpp.
Diakses Tgl: 14 Juni 2011
[12] Perangkat
Pembelajaran Bahasa Arab, Ibid
[16] Hasil
wawancara dengan Samsul Afandi (Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab SD Bani Hasyim),
Pada Tanggal 13 Juni 2011
[17] Ahmad Fuad
Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005) Hal.
125
[18] Mulyasa, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) Hal.
259-260
[24] Hasil
wawancara peneliti dengan Samsul Afandi (Salah satu guru bahasa arab Bani Hasyim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar