تعلّم العربيّة فإنها نصف دينكم Belajarlah bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah separuh Agamamu

Selasa, 24 Maret 2015



Ilma Restia Ningrum
PB 33
Namaku Ilma Restia Ningrum Putri, aku adalah mahasiswi Pendidikan Matematika, Fakultas tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Sekarang aku berada di semester dua. Aku mengambil 23 SKS pada semester ini,yang terdiri dari sebelas mata kuliah diantaranya. Pembelajaran Bahasa Arab danInggris, Teori Bilangan, Trigonometri, Study Al-Qur’an, Telaah Materi SMP,Fisika Dasar, Bahasa Indonesia, Ilmu Pendidikan Matematika, Kalkus Integral dan Pendidikan kewarganegaraan. Dari sebelas mata kuliah, dua diantaranya Bahasa Inggris dan bahasa arab, pembelajaran dilakukan di pusat Pengembangan Bahasa dan Sembilan mata kuliah lainnya dilakukan di UIN Suska Panam. Dan pada karangan ini, aku menceritakan pengalamanku ketika belajar Bahasa Arab di P2B.
Aku belajar bahasa Arab di Pusat Pengembangan Bahasa atau bisa di sebut PB, yang terletak di jalan Sukajadi, itu adalah kampus pertama UIN Suska, dan kampus keduanya ada di Panam. Kuliah di P2B hanya sampai level 3, karena sekarang aku duduk di level 2, maka hanya tinggal satu level lagi aku belajar di P2B.
Aku mengenal bahasa Arab sejak aku duduk di MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah), Bahasa arab yang aku pelajari ketika di MDA dulu masih standar-standar saja. Aku lumayan bisalah mengikutinya. Aku dulu juga bersekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Mutiara Duri yang disana juga ada pembelajaran bahasa Arabnya yang dimulai darikelas 4 SD. Menurutku bahasa Arab yang aku pelajari saat itu bisa aku ikuti dan nilaiku juga berkisar antara 90-95 yang tertera pada rapot. Cukup bagus bukan?? Pada masa itu aku hanya mempelajari Bahasa Arab seperti mengenal anggota keluarga, anggota tubuh, angka-angka dalam bahasa Arab dan benda-benda sekitar dalam bahasa Arab. Dan aku hanya mempelajari bahasa Arab sampai kelas enam SD.Ketika aku SMP dan SMA aku masuk ke sekolah umum dan tidak menemukan lagi mata pelajaran bahasa Arab.
Ketika aku masuk kuliah, aku lulus pada pilihan ke 3 dan aku diterima di UIN SUSKA Riau. Dan ketika akau mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) Online, aku kaget kenapa ada mata kuliah Bahasa Arab lagi?? Aku menganggap enteng awalnya, karena akau mengira bahasa Arab di bangku kuliah akan tidak jauh berbeda dari yang akupelajari di SD dulu. Dan hanya aka ada banyak kosakata yang harus dihafal. Ternyata dugaanku salah …….
Bahasa Arab yang ada di bangku kuliah lebih sulit yang aku banyangkan . Bukan sulit,sulit sekali. Namun kalu aku menilai, lumayan sulit. Aku kira hanya sekedar    أب atau  أمّ saja,tetapi jauh lebih sulit dari itu.
Pada level satu ketika masuk mata kuliah bahasa Arab yang di ampu oleh Bapak Adzal sudah diberikan tugas menghafal mengenai Fi’il-fi’il. Di dalam fikiranku “Apasih fi’il-fi’il itu? Koksusah sekali untuk menghafalnya?”. Ternyata fi’il-fi’il itu terdiri atas tiga,yaitu fi’il madhi (yang digunakan untuk menyatakan suatu pekerjaan yang telah berlalu), Fi’il Mudhori’ (yang menyatakan suatu pekerjaan yang terjadi sekarang ataupun yang akan datang) dan Fi’il amr (kata kerja menyatakan perintah). Kalau dalam bahasa Inggris kita mengenal Verb I, Verb II dan Verb III juga V+Ing. Verb I digunakan untuk menyatakan yang terjadi sekarang atau kebiasaan. Verb II digunakan untuk menyatakan yang telah berlalu. Verb III digunakan untuk menyatakan yang akan datang dan V+Ing menyatakan yang sedang terjadi seuai dengan keadaan grammer pada bahasa Inggris. Namun, kok pada bahasa Arab kenapa susah sekali nampaknya ya?? Kalau dalam bahasa Indonesia ada yang namanya subjek yang terdiri atas saya, kamu, dia lk/pr, kami/kita, kalin, tapi kalau dalam bahasa Arab ada subjek هما (dua orang laki-laki/perempuan) dan  أنتما. Saya berfikir kok bahasa Arab ini kok rempong sekali yaa??? Kenapa yang 2 orang laki-laki / perempuan itu tidak dikategorikan saja kepada هم  atau    أنتم? Toh artinya banyak, banyak itu berartilebih dari satu juga kan? Hehehe…… Mungkin udah dari kaidah pemakainnya kali ya. Terus selain itu dalam kaedahnya juga menurutku susah dalam menghafalnya. Bagaimana tidak, setiap fi’il dan setiap subjek yang digunakan berbeda cara penggunaannya. Aduuuuuhhhh………… Jujur saja, dulu ketika aku di level satu aku memang hafal fi’il-fi’il itu, tapi sekarang aku benar-benar tidak begitu hafal,bahkan bisa sampai terbalik-balik dalam menggunakannnya, aku sangat menyanyangkan jika aku tidak bisa mengikuti mata kuliah bahasa Arab ini, aku akan kesulitan dalam TOAFL nanti, enath kenapa aku agak susah dalam mengikuti mata kuliahbahasa Arab ini. Tapi aku sangat antusias dan bersemangat bila di tengah-tengah ataupun di akhir pelajaran diberikan refreshing seperti bernyanyi dan bermain,seperti yang dilakukan oleh dosen level duaku yaitu Bapak Khoirul Huda. Aku berharap dalam setiap pembelajaran bahasa Arab yang berikutnya, di sela-sela pembelajaran diadakan sebuah permainan yang berkaitan dengan materi, agar mahasiswa dapat lebih memahami materi yang diberikan oleh dosen.
Aku berjanji pada diriku sendiriakan lebih giat lagi dalam belajar bahasa Arab ini dan mampu mengejar ketinggalanku, agar ketiaka UAS aku mendapat nilai yang bagus